Pantiharjo, KabarePantiharjo- Senin (12/08) sekitar pukul 09.00 WIB, terlihat beberapa kader kesehatan Desa Pantiharjo memasuki halaman balai desa. Acara rutin tahunan “Rembug Stunting” menjadi jadwal penting hari ini. Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia yang digelar oleh Kementerian Kesehatan RI, angka stunting di Kabupaten Rembang mengalami penurunan yang siignifikan sebesar 4.8%, yang awalnya 24.3% menjadi 19.5%. Meskipun demikian, kita jangan berbangga hati dulu, karena kemungkinan lonjakan bisa saja terjadi mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini masih terus menurun.
Menurut data yang diperoleh Puskesmas Kaliori, terdapat 3 balita yang masih mengalami kondisi stunting di Desa Pantiharjo. Adapula beberapa ibu yang hamil rentan dan resiko tinggi. Ada yang disebabkan oleh faktor usia, penyakit turunan, ataupun jarak usia anak. Kagiatan hari ini pun membahas daya dan upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk pencegahan ibu-ibu hamil ataupun remaja yang akan menikah supaya bayi-bayi mereka kelak tidak mengalami stunting.
“Salah satu faktor pengantin remaja lebih banyak memiliki putra ataupun putri yang stunting karena banyak pengantin remaja yang anemia tetapi mereka tidak memahami itu. Anemia juga salah satu penyebab stunting pada anak. Itulah perlunya suplemen penambah darah. Suplemennya diminum seminggu sekali, sedangkan kalau sedang menstruasi maka sehari sekali.” Penjelasan Lusiana, salah satu Bidan Puskesmas Kaliori.
Diskusi kegiatan ini berjalan dengan penuh semangat. Beberapa dari kader pun mengusulkan penambahan PMT untuk kedepannya. Kepala Desa menyambut baik ide tersebut.(wij)